Sabtu, 29 Desember 2012

halaman 3

          Malam ini indah ku rasa, meskipun sinar bulan tak turut menemani sang malam, melainkan gerimis.

          Aku masih ingat rupamu, walaupun sudah seminggu kita tak bertemu.
          Entahlah kenapa aku bisa sampai mau menulis, kuharap hanya tulisan inilah yang membuat ku bisa bernyali lebih. Hanya ini dengan ini aku dapat menenangkan hati ku sendiri. Hanya dengan ini aku bisa tetap mengingatmu .
Buat kamu yang ada disana...
          Gerimis udah mulai reda, hiruk pikuk di jalanan depan kos ku pun sudah mulai. Mungkin ini malam yang tidak seindah malam saat satu minggu yang lalu. Malam saat kita pertama kali bertemu.
          “Hai”. Dengan kata itulah pertama kami kamu menyapaku. Aku hanya diam. Hanya membalas dengan senyuman. Terlalu takut, dan ngak nyangka kalau kamu bakalam bilang itu. Mungkin itu pertanda kalau kamu mulai risih saat ku perhatikan. Mungkin juga kamu merasa bingung kenapa aku terus memperhatikan mu.
          Aku duduk di depan beranda rumah sambil terus membayangkan wajahmu. Melihat motor motor lalu lalang sambil tetap menulis apa isi hatiku malam ini.
          Saat itu aku duduk di halaman depan rumah tempat kita pertama kali bertemu. Sendiri. Sambil melamun, entah apa yang kulamunkan saat itu.
          Kamu datang sambil membawa dua gelas kopi, lalu kamu menawarkan ku. Sambil tersenyum aku menerima pembirian mu.”Ini buatanku loh”, sapamu dengan ramah. Aku hanya bisa tersenyum. Kehabisan kata. Akupun minum dan ternyata kopi itu pahit.”Hehehe. manis ya ?”. Aku hanya dapat tersenyum.
          “Lah, gulanyakan belum di kasih”, katanya sambil mengeluargan gula bungkusan di saku kanannya. Aku pun langsung tertawa.”Mungkin karna pengaruh kamu yang buat, makanya manis”, balasku sambil tersenyum. Dia pun tertawa.
          Aku hanya bisa tertawa mengingat kejadian itu. Tapi hati ini mulai bersedih lagi. Mungkinkah kita bertemu ?, mungkinkah aku bisa minum kopi buatan mu lagi ?. aku hanya bisa berharap malam itu bisa terulang lagi.
          Kamu pun menuangkan gula itu ke kopi ku dan punya mu. Romantis. Walaupun kita belum pernah berkenal nama sekalipun. Kamu bercerita segala permasalahan mu selama kuliah dirantauan. Kamu bercerita tentang hobimu, makanan kesukaan mu. Tapi aku hanya bisa membalas dengan senyum dan tawa saja. Aku bingung harus menanggapi mu bagaimana.
          Kopi ini begitu cepat dingin, karena mam ini begitu dingin, tapi entah kenapa kamu begitu menghangatkan ku.
          Terlalu sering aku merasakan seperti ini, terlalu sering aku menyukai orang saat pertama kali bertemu. Ku pikir ini seperti biasa. Cepat datang dan cepat pula pergi.
          Kenangan indah itu tak mungkin bisa ku lupa secepat itu. Tak mungkin ku hilangkan dalam sekejap. Tak semua malam ku seindah seminggu yang lalu.
Buat kamu yang ada disana...
          Pernah suatu ketika aku tidak tidur karena memikirkan mu, terlalu rindu sama kamu. Memikirkan segala gerak gerikmu, memikirkan setiap detail dirimu, tanpa terlewat sedikitpun. Aku suka sama lesung pipimu saat tersenyum. Membuat ku makin menyukaimu.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar