Buat kamu yang
ada disana...
Malam ini aku menulis sebuah tulisan
buat kamu. Seiring gerimis malam ini, aku mulai memainkan jemariku di atas buku
dan pena, sambil ngebayangin wajah kamu, bibir merah mu, mata bulat mu, manis deh...
Ngak lain dan ngak bukan tulisan ini
cuma buat kamu, tapi sayang aku belum tau nama mu saat itu. Tapi kayanya asyik
kalau bisa kenalan. Asyik kalau bisa berbincang denganmu, kalaupun di izinkan
aku akan dengan asyik menyayangi dan mencintaimu.
Menghela nafas panjang, mengumpul
nyali, berharap dapat berbicara atau hanya sekedar menyapa saja. Tapi sayang
nyaliku tak terlalu besar untuk melakukan itu.Sore itu terasa sangat indah, walaupun
kamu tak memperhatikan aku, tapi aku selalu mengikuti gerak gerikmu, sambil
sesekali mencuri pandang ke mata mu yang bulat dan bibir merah mu itu saat kita
pertamakali bertemu.
Malam ini hanya bisa dimembayangkan
wajah mu diantara alunan lagu “My Memory”
milik Ryu, diiringi sayup- sayup
suara rintik hujan yang bersentuhan dengan genteng bangunan ini. Meskipun tidak
menghasilkan melodi yang seirama, tapi cukup mewakilkan isi hatiku malam ini.
Kangen, bahagia, kecewa, semua menyatu didada, membuat sesak.
Galau mungkin cuma kata ini yang
mewakiliku, menggalaukan apa yang tidak perlu digalaukan. Mengangenkan apa yang
tidak perlu dikangenkan. Membahagiakan apa yang tidak perlu dibahagiakan. Mengecewakan
apa yang tidak perlu dikecewakan. Menambah sesak.
Coretan kata- kata ini saja yang dapat
mengurangi rasa sesak ini, membuat tenang, mengurangi kegalauan. Meskipun
tulisan ini hanya sekedar koleksi pribadi. Seperti lagu ini, mungkin kau akan
menjadi My memory saja di hati ini.
Buat kamu yang
ada disana...
Maaf kalau aku belum bisa menyapamu,
tapi dalam hati aku selalu memuji mu. Kurasa memang tidak ada yang kebetulan
didunia. Kurasa semua telah diatur oleh-Nya. Dalam skenario hidup. Tapi
sesekali aku berfikir ini adalah kebetulan sekali. Kamu datang bersama teman
mu, aku memperhatikanmu, dan ternyata aku mulai menyukaimu.
Sudah terlalu sering aku menyukai
orang pada jumpa pertama seperti saat ini, mungkin lebih tepatnya kagum atas
keindahan makhluk tuhan yang satu ini. Ku harap rasa ini bisa hilang dengan
cepat, hanya dalam hitungan hari.
Seminggu setelah kita bertemu hari
itu, semua kehidupan ku mulai berubah, semangat baru, cahaya baru, semua
menjadi baru. Tapi hanya satu yang tetap, rasa kangen ingin bertemu dengan mu.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar